PENGERTIAN SANGGIT
Oleh: Indriyanto, S.Sn.
Di dunia pedalangan seringkali kita
mendengar istilah sanggit. Bagi sebagian masyarakat Jawa ada yang
mengartikan kata sanggit merupakan kepanjangan dari geSANGe angGIT yang
mengandung konotasi daya kreativitas atau hasil dari olah pikir. Menurut
Prawira Atmadja, sanggit berasal dari kata “anggit” yang
mengandung pengertian karangan, gubahan atau rekaan mendapat awalan “sa”
di depan yang berarti berkaitan atau menyatakan serumpun atau seluruh. Jadi sanggit
mempunyai pengertian segala yang meliputi keseluruhan dari karangan, gubahan,
atau rekaan (1981: 12). Pendapat yang hampir senada disampaikan oleh
Poerwodarminto, bahwa sanggit berasal dari asal kata “anggit” yang
secara leksikal berarti mengarang atau menciptakan hal-hal yang baru dengan
imajinasi yang baru pula (1976: 48). Alan Feinstein berpendapat bahwa sanggit
merupakan kebebasan seorang dalang untuk menafsirkan suatu cerita atau melodi
sulukan atau suatu gerakan wayang sesuai dengan rasa kemantapan pribadi
dalangnya sendiri (1986: 34). Sedangkan menurut Edi Sedyawati yang pendapatnya
dikutip oleh Sumari mengatakan bahwa sanggit juga mengandung makna
penyusunan secara khas atau suatu cerita yang telah dikenal, dilakukan oleh si
seniman atas dasar pandangan hidupnya, pendiriannya yang khas, serta mempunyai
tujuan-tujuan tertentu yang mungkin dipunyai dalam menampilkan suatu cerita
(Sumari, 1996: 25). Sementara Bambang Murtiyoso memberikan pengertian sanggit
yaitu segenap kemampuan dalang dalam mengolah lakon dalam rangka menghidupkan
atau memberi bobot pergelaran wayang (1981: 22).
Di kalangan pedalangan,sanggit dapat dibagi menjadi lima
macam, meliputi:
1. Sanggit cerita, yaitu suatu cara bagaimana seorang dalang mengolah
cerita baik dalam salah satu adegan maupun secara keseluruhan.
2. Sanggit adegan, yaitu suatu cara bagaimana seorang seniman dalang
dalam membuat dan menentukan plot-plot adegan.
3. Sanggit sabet, yaitu suatu cara bagaimana seorang dalang dalam
mengolah gerak wayang sehingga dapat mengungkapkan rasa atau suasana sesuai
dengan yang dikehendaki untuk mencapai kemantapan rasa.
4. Sanggit iringan, yaitu kemampuan dalang dalam mengolah iringan baik
membuat, memilih atau menentukan iringan pakeliran untuk membuat atau mendukung
suasana adegan yang sedang berlangsung.
5. dalangsapanyana.blogspot.comSanggit catur, yaitu suatu cara bagaimana seorang dalang dengan
medium bahasa dapat memilih kata-kata, menyusun dan merangkai kalimat untuk
menyampaikan isi cerita yang tepat dan mengandung rasa yang mantap sesuai
dengan rasa yang dikehendaki, melalui pelukisan sesuatu maupun berupa
percakapan tokoh wayang (Sudarko, 1990: 10-11).
Berdasarkan beberapa keterangan tentang sanggit
yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sanggit merupakan
suatu bentuk kreatifitas dan kebebasan seorang dalang dalam penggarapan
unsur-unsur pakeliran yang meliputi catur, sabet, iringan, cerita (lakon)
dalam rangka memberikan bobot (kemantapan rasa) terhadap sajian. Dengan
demikian sanggit mempunyai peranan yang penting sekali dalam pakeliran,
karena keberhasilan sanggit mempengaruhi bobot keseluruhan sajian.
Tentang pentingnya sanggit, Bambang Murtiyoso dalam Seni Pedalangan
(Jawa) Unsur-unsur pokok mengatakan:
Menawi pakeliranipun tanpa sanggit, pakeliranipun lajeng karaos
anyep, ampang utawi kirang manteb. Paling-paling naming saged kawastanan resik,
bener manut waton utawi trampil . . . kanthi sanggit pakeliran lajeng karaos; sem,
nges, renggep, cucut, prenés lan sak panunggalanipun (1980).
Terjemahan:
Bila pakeliran tanpa sanggit maka pakeliran akan terasa
hambar atau kurang berbobot. Maksimal hanya dapat dikatakan bersih, benar
menurut aturan (pakem) atau terampil . . . dengan sanggit
pakeliran akan terasa; sem, nges, renggep, cucut, prenes dan sebagainya.
Pengertian sanggit yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian sanggit yang lazim
digunakan dalam dunia pedalangan (pengertian menurut Sudarko) dan pengertian
menurut Bambang Murtiyoso.
Terima kasih Kang Mas. Salam budaya....
BalasHapus