Selasa, 21 April 2015

Sanggit Lakon Wahyu Makutharama Versi Nartasabda

Sanggit Lakon Wahyu Makutharama Versi  Nartasabda

Bagian pathet Nem

1.      Adegan jejer negara Hastina
Tokoh            :    Duryudana, Durna, Sengkuni, Karna, Kartamarma
Isi Adegan     :    Prabu Duryudana menceritakan mimpinya tentang akan turunnya Wahyu Makutharama di Gunung Kutharunggu. Prabu Duryudana meminta Pandhita Durna untuk mengartikan mimpi tersebut namun Pandhita Durna tidak mampu mengartikannya sehingga Prabu Duryudana menjadi masgul hatinya. Prabu Duryudana bertekad menyatakan kebenaran mimpinya, kemudian ia mengutus Adipati Karna  untuk ke Gunung Kutharunggu mencari Wahyu Makutharama.
2.      Adegan Kedhaton Hastina
Tokoh            :    Banowati, Duryudana
Isi Adegan     :  Dewi Banuwati sedang menyambut kedatangan Prabu Duryudana. Setelah mendapatkan berita tentang hasil pertemuan dalam pasewakan, Dewi Banuwati menghantarkan Prabu Duryudana untuk bersembahyang.
3.      Adegan Paseban Njawi
Tokoh            :    Sengkuni, Kurawa
Isi Adegan     :    Sengkuni memerintahkan Kurawa untuk mengiringi perjalanan Karna mencari Wahyu Makutharama di Gunung Kutharunggu.
4.      Adegan Alun-alun Hastina
Tokoh            :    Karna 
Isi Adegan     :    Adipati Karna sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke Gunung Kutharunggu dengan mengendarai kereta.
5.      Adegan pertapaan Kutharunggu
Tokoh            :    Anoman, Jajah Wreksa, Maenaka, Situbanda, Garuda Mahambira, Naga Kuwera, Tambakyuda, Karna, Kurawa.
Isi Adegan     :    Anoman beserta para saudara-saudaranya sedang berjaga-jaga sambil saling bertukar wawasan tentang maksud mereka berguru pada Begawan Kesawasidhi. Tak lama kemudian Tambakyuda datang melaporkan bahwa para Kurawa sedang menuju ke Gunung Kutharunggu. Anoman kemudian menemui para Kurawa yang bermaksud menemui Begawan Kesawasidhi namun ditolak Anoman sehingga terjadi perselisihan. Pada saat Kurawa kewalahan menghadapi Anoman bersaudara, Prabu Karna maju ke medan laga sambil melepas senjata Kunta, namun dapat direbut oleh Anoman sehingga Prabu Karna sangat bersedih.
6.      Adegan Pertapaan Ngercamanik
Tokoh            :    Wibisana, Bisawarna, Renggabadra, Raksasa
Isi Adegan     :    Begawan Wibisana berniat turun tahta dan mengangkat Bisawarna untuk menggantikannya menjadi raja di Singgela. Tak lupa pula ia memberikan wejangan yang baik pada Bisawarna. Setelah dirasa cukup, Bisawarna disuruh kembali ke Singgela. Sepeninggal Bisawarna, Begawan Wibisana bersemadi dan dari raganya keluar 4 raksasa penjelmaan hawa nafsu Wibisana. Begawan Wibisana mengutarakan maksudnya untuk moksa dan keempat raksasa tersebut diperintahkan pergi ke Hutan Duryapura guna mencari satriya yang dapat menyempurnakan mereka berempat. 

Bagian Pathet Sanga

7.      Adegan Hutan Duryapura
Tokoh            :    Harjuna, Punakawan, Raksasa 
Isi Adegan     :    Harjuna bermaksud mencari Wahyu Makutharama sesuai sasmita yang telah diterimanya. Kemudian mengajak Punakawan untuk pergi ke Gunung Kutharunggu, namun di tengah jalan bertemu dengan keempat raksasa penjelmaan nafsu Begawan Wibisana dan terjadi perkelahian. Dengan senjata panah Kyai Bramastra akhirnya keempat raksasa tersebut dapat dikalahkan.
8.      Adegan Tengah Hutan
Tokoh            :    Sembadra, Narada
Isi Adegan     :    Dalam perjalanan mencari Harjuna, sembadra bertemu dengan Batara Narada. Oleh Batara Narada akhirnya Dewi Sembadra diubah wujudnya menjadi seorang satriya tampan bernama Bambang Sintawaka.
9.      Adegan  kaki Gunung Kutharunggu
Tokoh            :    Harjuna, Garudha Mahambira, Gajah Situbanda, Naga Kwera, Maenaka, Anoman.
Isi Adegan     :    Dalam perjalanan Harjuna menuju puncak Gunung Kutharunggu ternyata mendapat  godaan dari para saudara bayu, namun dengan ketekunannya Harjuna dapat mengalahkan godaan tersebut. Anoman yang mengetahui hal itu segera menghampiri dan mengajak pergi ke puncak Gunung Kutharunggu.

Bagian Pathet Manyura

10.  Adegan Pertapan Kutharunggu
Tokoh            :    Kesawasidhi, Anoman, Harjuna
Isi Adegan     :    Anoman melaporkan peristiwa yang telah dialaminya sewaktu menjaga keamanan di Gunung Kutharunggu, kemudian ia menyerahkan senjata Kuntawijandanu yang telah direbutnya dari Adipati Karna. Mendengar hal itu Begawan Kesawasidhi memarahi Anoman karena dianggap bersalah dan keinginan Anoman untuk segera menjemput ajalnya belum dapat dikabulkan dan disuruh menanti hingga keturunan Harjuna yang ke-6. Setelah mendengar hal itu, Anoman segera memanggil Harjuna. Harjuna mengutarakan maksudnya yang tak lain ingin mendapatkan Wahyu Makutharama. Begawan Kesawasidhi segera memberikan Wahyu Makutharama yang berupa ajaran Hasthabrata dan setelah selesai maka ia menitipkan senjata Kunta untuk dikembalikan kepada Adipati Karna. Sepeninggal Harjuna Begawan Kesawasidhi berubah menjadi Kresna.
11.  Adegan Candhakan
Tokoh            :    Wibisana, Kumbakarna
Isi Adegan     :    Dalam perjalanannya di alam gaib, Wibisana bertemu dengan Sukma Kumbakarna yang meminta pertolongan agar sukmanya sempurna dan mendapat perlindungan dewa Wisnu. Wibisana menyarankan kepada kumbakarna untuk menemui seorang ksatriya yang dapat membantunya di Hutan Duryapura.
12.  Adegan Hutan Duryapura
Tokoh            :    Werkudara, Kresna, Kumbakarna
Isi Adegan     :    Di tengah Hutan Duryapura Werkudara dihadang Kumbakarna sehingga terjadi perselisihan diantara keduanya. Pada akhirnya Kumbakarna dapat dikalahkan kemudian menghilang. Werkudara menjadi kebingungan, tak lama kemudian Kresna menghampirinya dan memberitahukan bahwa Kumbakarna telah menyatu dalam paha Werkudara dan bermanfaat untuk menambah kesaktian Werkudara.
1.      Adegan Candakan
Tokoh            :    Harjuna, Karna, Bambang Sintawaka, Kresna, Werkudara, Kurawa.
Isi Adegan     :    Harjuna menemui Karna dan menyerahkan senjata Kunta kepada Adipati Karna. Dia sangat bergembira sekali mendapatkan pusakanya kembali. Setelah mengetahui bahwa Harjuna telah berhasil mendapatkan Wahyu Makutharama ia ingin merebutnya sehingga terjadi perkelahian. Akan tetapi adipati Karna dapat dikalahkan Harjuna dan ia bertemu dengan Bambang Sintawaka dan minta bantuan untuk menghadapi Harjuna. Sementara itu Kresna menemui Harjuna untuk memberikan siasat menghadapi lawan. Atas saran kresna tersebut pada akhirnya Bambang Sintawaka dapat dikalahkan oleh Harjuna dan berubah menjadi Dewi Sembadra. Mengetahui hal itu, Kurawa marah namun dapat dihalau oleh Werkudara sehingga para Kurawa lari tunggang langgang. (Kusuma Record: KWK-058)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar